Secara harfiah kata media berarti “perantara” atau
“pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala sesuatu bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA)
mendefinisikan sebagai benda yang dapat memanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional
(Asnawir dan Basyirudin Usman, 2002: 11), sehingga media mengandung pesan
sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Pembelajaran (instruction) adalah
suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Bambang Warsita, 2008: 85).
Proses pembelajaran memang sangat kompleks karena ada beberapa faktor
yang berpengaruh di dalamnya. Dalam hal ini, salah satunya adalah proses
transfer ilmu kepada peserta didik yang menjadi bahan pembaharuan secara
kontinu. Suatu materi tidak dapat diserap secara sempurna oleh peserta didik apabila
pesan yang disampaikan tidak dapat disajikan secara baik.
Dalam suatu proses belajar mengajar ada dua unsur
penting yang saling berkaitan satu sama lain yaitu metode mengajar dan media
pengajaran yang diterapkan. Pemilihan salah satu motode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pendidikan yang sesuai, meskipun masih ada yang harus
diperhatikan dalam memilih media.
1. Peran dan Keuntungan Media
Fungsi atau
peranan media dalam proses belajar mengajar, diantaranya :
a. Untuk membangkitkan motivasi dan minat;
b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa;
c. Untuk memperjelas informasi yang
disampaikan guru;
d. Untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penyampaian;
e. Untuk menambah variasi teknik penyajian
pelajaran;
f. Untuk menambah pengertian nyata suatu
informasi;
g. Pendidikan akan lebih produktif, dapat
memberikan pengalaman yang tidak diberikan oleh guru, merangsang sifat ingin
tahu, dan membuka cakrawala yang lebih luas;
Dapat mendorong interaksi optimal antara siswa dan guru.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar memberikan
andil yang besar oleh peserta didik. Prestasi peserta didik akan meningkat
dalam suatu mata pelajaran apabila peserta didik tersebut memahami benar
terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam
menyukai suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan
yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi tersebut.
Hamalik, (1986: 43) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Azhar Arsyad, 2003: 15-16).
Retno Dwi
Suyanti mengemukakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat
melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses
mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan mendengarkan melalui
bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyak
pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh
pengalaman, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. Pada
kelas eksperimen yang mana memanfaatkan media video sebagai media pembelajaran
sebelum praktikum dilakukan, membuat kegiatan praktikum siswa lebih terarah
(Dimyati dan Mujiono, 2006: 9).
2. Pembelajaran IPS Menggunakan
Video Film Walking White Caveman
Dari pembahasan materi menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran materi tersebut jika dibandingkan dengan materi lain adalah sebagai barikut :
Dari pembahasan materi menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran materi tersebut jika dibandingkan dengan materi lain adalah sebagai barikut :
a.
Ada perbedaan
mendasar antara kehidupan awal dan kehidupan sekarang, baik dari sisi peradaban
maupun budayanya.
b.
Kehidupan awal
masyarakat Indonesia (zaman pra sejarah), memiliki makna yang penting terhadap
perkembangan peradaban manusia secara umum dan perkembangan manusia secara
khusus.
c.
Kehidupan pra
sejarah yang berbeda diperlukan sesuatu yang dapat membangkitkan minat pada
peserta didik untuk mempelajarinya. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal, di
antaranya bukti prasejarah yang sifatnya visual terbatas.
Umumnya media pembelajaran untuk materi menganalisis kehidupan awal
masyarakat Indonesia, adalah media gambar saja. Sehingga diperlukan motivasi
penumbuh minat yang lain.
Selain keterbatasan dari faktor materi di
atas, keterbatasan pun muncul dari faktor lain yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar IPS sehingga menurunkan hasil belajar siswa, diantaranya :
a.
Rendahnya minat
siswa, adapun untuk membangkitkan motivasi siswa tersebut diperlukan suatu
pembelajaran yang menyenangkan. Di mana siswa tidak merasa bosan ketika proses
pembelajaran berlangsung.
b.
Aktivitas siswa
yang menurun, adapun untuk meningkatkan aktivitas siswa perlu melibatkan
aktivitas siswa sehingga siswa tidak hanya mendengarkan materi yang
disampaikan.
c.
Informasi yang
disampaikan guru kurang jelas sehingga efektivitas serta efisiensi penyampaian
rendah. Adapun untuk mengatasi hal tersebut siswa diajak untuk menulis kembali
materi yang telah disampaikan sehingga informasi yang telah disampaikan oleh
guru dapat tertangkap oleh siswa.
d.
Teknik
penyajian pelajaran kurang bervariasi. Adapun untuk mengatasi keterbatasan
tersebut siswa memerlukan penyajian yang berbeda dari sebelumnya sehingga
pembelajaran tidak monoton. M isalkan dengan pemanfaatan media pembelajaran.
e.
Informasi yang
disampaikan tidak disajikan secara konkret. Adapun solusi yang diambil adalah
menyampaikan materi yang disertai dengan contoh atau disajikan dengan
eksperimen.
Dari keterbatasan yang dihadapi baik dari faktor materi menganalisis
kehidupan awal masyarakat Indonesia maupun dari faktor lain yang telah dipaparkan
di atas, maka dalam penelitian ini mencoba memberikan pemecahan dalam
pembelajaran pada materi tersebut. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih
mudah diserap oleh peserta didik dan pembelajaran akan menjadi pembelajaran
yang berkualitas.
Penggunaan
media video film Walking White Caveman dalam kegiatan
pembelajaran yaitu untuk menjembatani keterbatasan, memicu keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran dengan media visual.
Film Walking
White Caveman merupakan film yang mengisahkan dan menggambarkan kisah
zaman prasejarah. Film yang telah diunggah lebih dari 1 juta orang melalui you
tube tersebut, memberikan keyakinan mendasar, bagaimana gambaran visual
kehidupan prasejarah. Jika media video mempunyai potensi yang besar jika di manfaatkan
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, maka film Walking
White Caveman juga demikian. Hal ini dikarenakan, media video film Walking
White Caveman disajikan agar materi menganalisis kehidupan awal
masyarakat Indonesia lebih menarik dan membuat suatu materi lebih konkret.
1.
Minat
Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang muncul. Suatu minat
dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik
lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan
melalui aktivitas yang dikerjakannya.
Sebagai suatu cara pemecahan masalah, penggunaan video film Walking
White Caveman, sangat tepat dengan alasan, bahwa film ini mengilustrasikan
kehidupan prasejarah yang juga termasuk kehidupan awal masyarakat Indonesia,
dan memberikan kegunaan seperti penggunaan audio visual dalam pembelajaran
secara umum.
Kepustakaan:
1.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
2.
Asnawir dan Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press, 2002
3.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
4.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
5.
Dimyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006
6.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
7. http://www.tuanguru.com/2012/03/pemanfaatan-video-sebagai-media-pembelajaran.html
0 komentar:
Posting Komentar